Di Jalan Jabal Al-Kaabah

 Di Jalan Jabal Al-Kaabah

Oleh Shoim Anwar


Banyak sekali ide-ide yang bisa kita dapatkan untuk menuangkan buah pikiran kita dalam berbagai bentuk. Hasil tersebut tak jarang dapat berupa puisi, cerpen, novel, dan bentuk karya sastra lain. Pada bulan puasa ini kiranya cocok bagi saya untuk mengulas karya sastra yang memiliki genre berbeda dengan karya-karya sastra yang lalu. Cerita pendek oleh Shoim Anwar yang telah di ulas pada minggu lalu yakni memiliki genre berbeda. Pada cerita pendek kali ini akan mengisahkan beberapa sudut pandang agamis. Cerita pendek oleh Shoim Anwar dengan judul ‘Di Jalan Jabal Al-Kaabah’ tersebut menceritakan kisah perjalanan ibadah haji yang dilakukannya dengan sang istri. Tak disangka di sana ia menemukan beberapa kejadian yang serupa dengan gambaran kejadian-kejadian di daerahnya.

Tuan Amali dan istrinya, Nyonya Tilah berangkat menunaikan ibadah haji. Kepergiannya tersebut merupakan keinginan dengan tujuan yang baik. Tuan Amali pergi menunaikan ibadah haji dengan tujuan salah satunya yakni untuk memunajatkan doanya pada Allah dengan khusyuk agar diberikan kesejahteraan bagi keluarganya dan tentunya bagi penduduknya juga agar diberikan mukjizat atau dibukakan hati setiap penduduknya agar tidak malas dalam mencari pekerjaan, sehingga sebagian penduduknya tidak mengemis untuk memenuhi kehidupannya. Kegiatan mengemis yang dilakukan oleh penduduk Tuan Amali tersebut karena mereka menerima keyakinan pada diri mereka sendiri bahwa rezeki,maut, dan jodoh ada di tangan Allah. Semua kegiatan kita atau masa depan kita nanti sudah diatur oleh Allah, sehingga kita tidak perlu repot-repot menemukannya. Begitulah kira-kira pemikiran penduduk Tuan Amali yang mengemis sebagai pekerjaan tetap mereka untuk mendapatkan uang. Keyakinan seperti itu tidak sepenuhnya benar bahwa memang rezeki,maut, dan jodoh sudah ditetapkan Allah, namun jika kita sendiri tidak bergerak untuk mengubah atau tidak bergerak untuk mendapatkannya maka sama saja kita membiarkan ketetapan Allah tersebut semakin menjauhi langkah kita.

Tuan Amali dan istrinya berkali-kali memunajatkan doa-doa untuk mereka sendiri, keluarga, maupun titipan doa dari rekan di kampungnya, salah satunya yakni Pak Mardho yang ingin didoakan agar putrinya yang bernama Ayu segera mendapatkan jodoh yang mapan. Doa demi doa beliau munajatkan yakni salah satunya berharap agar penduduknya dapat mengubah keyakinan dan pikiran mereka. Tuan Amali berdoa kepada Allah agar dibukakan pintu hati penduduknya agar mereka sadar bahwa mengemis bukanlah satu-satunya jalan yang baik untuk memenuhi kehidupan di dunia. Tuan Amali tidak menemukan banyak perbedaan di sana, ia menemukan beberapa anak kecil sedang mengemis. Hal ini tak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan penduduknya sehari-hari. Hal yang membuat Tuan Amali marah ialah bahwa anak kecil yang mengemis di sana ternyata pura-pura memiliki tangan yang buntung. Tuan Amali banyak menemukan macam-macam pengemis di sana, namun yang membuat terkejut lagi ialah di sana Tuan Amali bertemu dengan salah satu penduduknya yang mengemis di sana, Pak Dotil. Pak Dotil memang menunaikan ibadah haji tahun ini tapi tak disangka ia mengemis di selah-selah ibadahnya. Dari kejadian yang ia temui pada hari itu ia menemui istrinya di hotel tempat mereka menginap dan menceritakan apa yang ia lihat tadi.

Sejalan dengan cerita pendek Shoim Anwar yang berjudul ‘Di Jalan Jabal Al-Kaabah’ tersebut bahwa banyak kita temui di daerah kita masing-masing yakni baik itu seorang anak maupun orang dewasa yang mengemis. Cara mengemis mereka pun bermacam-macam ada yang berpura-pura tidak bisa berjalan, pura-pura memiliki tangan buntung, dan sebagainya atau memang ada seseorang yang dari sisi fisik tidak mumpuni untuk bekerja secara normal sehingga ia memutuskan untuk mengemis, namun kembali lagi bahwa mengemis bukanlah pekerjaan yang sebaik-baiknya. Masih banyak kita temui pengemis semacam itu di daerah kita sehingga perlunya perhatian yang lebih pada pemerintah untuk melebarkan lapangan pekerjaan atau meningkatkan sumber daya manusia.

Berdasarkan cerita pendek ‘Di Jalan Jabal Al-Kaabah’ terdapat kelebihan dan kekurangan yang dapat saya sampaikan. Kelebihan pada cerita pendek ‘Di Jalan Jabal Al-Kaabah’ ialah mampu ditafsirkan dengan pemikiran yang sederhana. Selain itu penggunaan bahasa yang digunakan penulis dapat dipahami dengan mudah yang mana pemilihan bahasa merupakan bagian penting dari karya sastra. Sedangkan kekurangan dari cerita pendek ‘Di Jalan Jabal Al-Kaabah’ yakni masih ada beberapa kata atau kalimat yang belum menggunakan ejaan yang tepat maupun kata yang tepat sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam penafsiran cerita. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang ditemukan cerita pendek Shoim Anwar tersebut memiliki daya tarik yang unik dengan ide-ide yang dituangkannya dalam berbagai bentuk karya sastra salah satunya yakni cerita pendek.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sulastri dan Empat Lelaki

Menyelami Sisi Lain dari Puisi 'Dursasana Peliharaan Istana' karya M.Shoim Anwar

Tahi Lalat Mengundang Tanya