Tahi Lalat Mengundang Tanya

 Tahi Lalat oleh M.Shoim Anwar

Begitu banyak kejadian realitas masyarakat yang dapat dituangkan oleh penulis dalam menciptakan cerpen, puisi, novel, maupun karya sastra yang lain. Penulis dapat menciptakan cerita-cerita sedemikian rupa secara bebas sehingga dapat dibentuk atau diolah menjadi berbagai macam karya sastra. Cerpen ‘Tahi Lalat’ oleh Shoim Anwar merupakan salah satu karya satra yang ceritanya dapat ditemukan di kehidupan bermasyarakat. Shoim Anwar menggambarkan kejadian realitas yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia dalam Cerita pendek ‘Tahi Lalat’. Seorang istri dari lurah di desa tersebut lah bahan utama yang diperbincangkan di cerita pendek tersebut. 

Banyak yang berspekulasi bahwa terdapat tahi lalat di salah satu bagian tubuh istri lurah tersebut. Begitu banyaknya spekulasi dari tiap-tiap orang yang bertempat tinggal di sana sehingga menyebabkan keingintahuan lebih oleh warga di perumahan tersebut, khususnya oleh kaum adam. Selain rumor kepemilikan tahi lalat di salah satu bagian tubuhnya, istri pak lurah juga dirumorkan sebagai perempuan yang tidak baik karena beberapa kali warga sekitar mendapati bahwa ada bos proyek perumahan tersebut sering mendatangi bu lurah ketika pak lurah tidak ada di rumah. Seringkali kita suka menilai seseorang dari sebelah sisi saja. Rumor tidak baik muncul bisa jadi karena bu lurah merupakan istri kedua dari pak lurah sehingga warga perumahan menganggap hubungan pak lurah dengan bu lurah dari hasil hubungan yang tidak baik. Hal ini diperkuat dengan adanya kejadian datangnya bos proyek perumahan di kediaman pak lurah, namun alih-alih bertemu dengan pak lurah malah sering bertemu dengan bu lurah. Gossip atau rumor memang biasa ditemukan pada masyarakat sekitar baik dari lingkup desa, perumahan, tempat pekerjaan, maupun tempat lain. Tidak ada yang salah adanya suatu rumor tetapi menjadi kurang baik bila sampai ada pihak-pihak yang tidak seharusnya mendengarkan.

Seperti yang dicontohkan dalam cerpen ‘Tahi Lalat’ yakni ada anak kecil menggambar seorang perempuan yang memiliki tahi lalat di dadanya. Objek tersebut merupakan objek yang sama dari rumor-rumor yang tersebar. Jika anak kecil tersebut menerima rumor yang tidak seharusnya didengarkan maka bisa saja kedepannya ia ikut-ikutan ngerasani hal yang bukan ranahnya. Rumor-rumor yang ditampilkan penulis pada cerpen ‘Tahi lalat’ masih ada di tengah masyarakat Indonesia, bahkan ngerasani tersebut dapat dijadikan sebagai pembicaraan utama oleh sekelompok orang. Pada pencalonan lurah biasanya juga tidak lepas dari saling membicarakan tim lawan, baik itu dari warga bagian timur, barat atau wilayah lain. Tidak ada yang salah memang ketika terdapat seseorang yang membicarakan satu sama lain. Tidak benar ialah ketika salah satu dari mereka mendapatkan efek negatif atau merasa sangat dirugikan dengan perbincangan-perbincangan yang dilakukan. 

Cerpen ‘Tahi Lalat’ berhasil membuat pembaca tertarik karena pemilihan judul yang menarik sehingga membuat pembaca penasaran isi cerita dari objek yang dipilih. Isi cerpen ‘Tahi Lalat’ masih berkorelasi pada saat ini yakni masih banyak masyarakat yang seringkali menyebarkan rumor-rumor di suatu wilayah. Penyampaian cerita mudah dipahami karena peneliti menggunakan bahasa yang ringan dan juga jalan ceritanya tidak berbelit. Hal tersebut dapat membuat pembaca dengan mudah menangkap amanat yang disampaikan penulis. Di balik kelebihan pasti ada kelemahan, begitu juga dengan cerpen ‘Tahi Lalat’ tersebut. Adapun kekurangannya ialah penamaan tokoh dan karakter belum dijelaskan lebih  mendalam sehingga pembaca agak sulit untuk menafsirkannya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sulastri dan Empat Lelaki

Menyelami Sisi Lain dari Puisi 'Dursasana Peliharaan Istana' karya M.Shoim Anwar